-->

Curahan Hati si golongan darah AB

Salahkah kalau seorang mahasiswi akuntansi justru bercita-cita kerja di lapangan, jadi reporter pula? Simpan jawabanmu dalam hati aja ya karena argumen apa pun tidak mampu menggoyahkan gadis sawo matang ini (ceileh bahasanya udah kayak di novel-novel :p). Kondisi di mana impian saya tidak seperti orang kebanyakan dan menimbulkan banyak komentar miring sebenarnya sudah saya lalui berkali-kali. Misalnya waktu saya minta ditempatkan di IPS ketika SMA padahal berbagai tes bakat dan nilai mencukupi untuk masuk IPA. Lalu ketika saya memilih Unhas, bukan universitas di Jawa. Bahkan sampai saya bilang kalau saya gak kepengen jadi akuntan, impian saya jadi reporter atau minimal diplomat, urutan yang kebalik menurut banyak orang pastinya. Tapi, apa berbeda dengan kebanyakan orang lantas salah? Apalagi karena saya memang sering dianggap aneh lantaran punya banyak perbedaan kebiasaan dan kesukaan dibandingkan sebagian besar orang. Dasar AB! Gitu biasanya komentar teman-teman.

Sejarah pun sebenarnya sudah membuktikan kalau tidak semua hal yang dilakukan kebanyakan orang berarti benar. Walaupun menurut teori sosiologi (entah tokohnya siapa), suatu kebohongan pun akhirnya akan dianggap sebagai kebenaran kalau sebagian besar orang terus menerus melakukannya. Ujung-ujungnya yang salah malah jadi benar menurut nilai yang dianut masyarakat tersebut. Nah jadi, saya mau melakukan pembelaan! Memang benar kalau kita butuh uang untuk melangsungkan kehidupan, bahkan kebanyakan amalan ibadah butuh uang. Tapi bukan berarti kita lantas hidup untuk uang dan akhirnya lupa kalau usia terus berkurang, habis waktu pusing ngumpulin uang tau-tau udah tua udah sakit udah gak produktif dan menyesal karena gak merasakan nikmatnya hidup. Jadi dari hasil penelahaan saya, orang-orang mengomentari keputusan bahkan impian saya sebagian besar karena menurut mereka dengan pilihan tersebut, saya gak akan bisa ngumpulin harta sebanyak-banyaknya. Ah, padahal yang belajar ekonomi lebih banyak siapa coba? Saya kan :p! Nih ya, dengan bermodal kecerewetan, saya udah sering kerja lepas dan digaji minimal 100ribuan sehari, itupun gak sampe 8 jam kerja. Tapi liat deh kalau orang kerja di kantor, apalagi di bank. Magang yang capeknya minta amplop palingan digaji satu juta per bulan. Gak sepadan sama jerih payah dan pemerasan otak yang dilakukan (halaaah!). Nah masih mau bicara soal duit? Oke, bahkan saya pernah ditawari ngemc dengan gaji 750rb sehari, cuma ngemc dari jam 9-12 siang saudara-saudara! Padahal saya belum punya gelar loh! Tapi gaji orang kantoran setengah bulan bisa saya dapat dalam dua hari cuuuy :p. Faktanya, percuma bangga dengan jurusan atau universitas terkenal kalau gak punya skill, percuma punya impian yang disetujui sebagian besar orang kalau toh cuma buat dapat gaji yang cukup buat makan sama transport doang! Apalagi kalau selama ini kamu money oriented banget, duh bakal capek hidup non! Hehe.

Saya kuliah bukan semata-mata buat jadi pegawai perusahaan terkenal dan make blazer plus duduk nyaman di kantor. Sementara kuliah toh saya udah lumayan bisa nyari duit sambil ngelakuin hobi, sambil nambah teman pula! Oiya, karena niat kuliah saya buat jadi orang berilmu dan bermanfaat, makanya selama berstatus mahasiswa jugalah saya aktif di organisasi dan ikutin banyak lomba, buat nambahin isi CV dan banggain orang tua juga (ahahahah :D). Lomba di bidang pangan pun saya sabet bareng teman-teman dari jurusan yang gak ada hubungannya sama sekali dengan pangan. Kuliah benar-benar harus dengan niat mau belajar guys, dan belajarnya bukan yang cuma sesuai jurusan, karena di kampus terbuka kesempatan belajar banyak bidang. Stop deh jadi orang money oriented, cuma bikin capek. Mending perbaiki niat, dan jangan takut berbeda selama itu gak salah. Soalnya ketika kita tau banyak ilmu dan punya banyak kemampuan, dengan sendirinya rejeki bakal datang kok. Apalagi kalau punya banyak teman. Terakhir, impian terbesar saya sebenarnya adalah segera jadi istri soleha yang bisa ngatur keuangan dengan baik, tau banyak hal biar nyambung kalau ngomong sama suami yang kemungkinan lulusan dari jurusan yang lain, dan tentunya jadi ibu yang membesarkan anak-anak cerdas berakhlak mulia. Bagi saya, itu adalah pencapaian karir tertinggi dari seorang wanita. Kalau bisa sih, tahun depan udah terwujud! Dan penutup ini saya yakin bikin kalian mangap-mangap gak berdaya pengen komentar dengan kata tapi.... (Hahahah :p)

Curahan Hati si golongan darah AB