-->

Jejak PetualanG Part 1

“The world is a book and those who do not travel read only one page.”  ― Augustine of Hippo


Travelling? Kedengaran kece dan kekinian banget di zaman di mana sekat-sekat jarak dan budaya dihapus sama globalisasi. Sebenarnya hal yang satu ini sudah dilakukan manusia dari jaman dahulu kala, malah lebih sering di era tanpa teknologi dulu. Istilahnya aja mungkin ya yang lebih fresh dan terdengar modern dibandingkan kata nomaden, hihihi. Tapi, hal yang satu ini emang asik banget! Apalagi untuk orang penyuka tantangan yang gak suka berdiam diri di zona nyaman kayak saya, wkwkwk.


Senin, 18 Mei 2015 kemarin akhirnya saya memberanikan diri untuk travelling ala backpacker. Tanpa perencanaan panjang, karena sebenarnya semua itu terjadi akibat kecerobohan, ahahahah. Jadi, bulan lalu salah satu teman saya yang tidak boleh disebutkan namanya, sebut saja Ucu, salah ngebooking tiket pesawat. Harusnya 18 April malah jadi 18 Mei dan baru sadar setelah pembayaran dilakukan. Jadi, daripada tiket hangus, kami memilih untuk menggunakan tiket tersebut untuk travelling Jawa-Bali. Lima hari, kita jadi petualang yang lebih lama di jalan ketimbang di kota orang, hihihi.

Jam lima pagi kita langsung berangkat ke Bandara Sultan Hasanuddin. Tujuan pertama adalah Surabaya, beruntungnya kita dapat tiket Garuda Indonesia dengan potongan harga, dan kalau mau ke Jawa, paling murah ya ke Surabaya. Sebelumnya kita udah ngebooking tiket kereta api dari Surabaya ke Malang, jadi Surabaya cuma jadi pintu masuk ke Jawa, karena sebuburnya eh sejujurnya, kalau buat liburan Surabaya kurang asik jadi pilihan. Selain karena panasnya sebelas dua belas sama Makassar, gak ada pemandangan atau tempat asik yang bisa didatangi kalau ke kota pahlawan ini. Jam enam lewat dua puluh lima menit, kami terbang ke Surabaya dan sampai di sana sekitar jam enam lewat lima puluh lima menit, soalnya kita berpindah ke WIB. Sampai di sana, kita mutusin pacar, eeh hahahaha jomblo mutusin ape? Oke, kembali ke benang merah, kita menuju kebun binatang, tempat terjauh yang dijangkau Bus Damri dan dekat stasiun Gubeng. Tapi, ada cerita lucu yang sayang kalau dilewatkan, hahahaha.

Pas nyampe bandara Juanda, teman saya sebut saja Ucu langsung menuju toilet. Sebelumnya saya dan Sulham gak curiga sih kalau dia ternyata lagi punya masalah dengan perut. Setelah itu, kita naik free shuttle bus ke bandara Juanda T1 untuk kemudian naik Damri. Nah, pas nyampe di T1, Ucu ke wc lagi. Pas lagi di wc, bus tujuan Kebun Binatang Surabaya datang, jadilah saya dan Sulham naik untuk ngambil tempat. Karena takut Ucu gak liat kita, akhirnya saya turun dari bus. Eh tau-tau bapak-bapak petugas bilang, loh kok turun lagi? Saya jawab deh kalau lagi nunggu satu teman yang di wc. Si bapak tadi bilang oke, eh tapi tau-tau busnya jalan dan saya panggil bapak tadi, dia bilang adek nunggu di depan aja, mau berhenti kok di depan. Saya anteng-anteng aja sampai kemudian bus itu gak berhenti, malah jalan terus dan si Bapak tadi malah bingung sambil bilang ke saya dengan entengnya "loh dek, itu ditinggal sama busnya, coba hubungi masnya yang di dalam tadi." Lah, saya malah jadi lebih bingung, dan langsung nelpon Sulham. Agak panik, Sulham bilang supirnya gak mau berhenti. HP saya udah mau lowbat, dan semua tas berisi uang, dompet dan seluruh harta benda ada di dalam bus. Maka paniklah saya sejenak, sampai Ucu datang dan saya malah ngakak cerita kalau kita ditinggal bus. Untungnya Ucu punya duit, jadi kita nunggu bus selanjutnya. Pas beberapa menit sebelum bus datang, Ucu mules lagi. Padahal, itu bus terakhir di pagi itu, selanjutnya masih satu jam lagi. Melihat saya bingung, seorang Mas-mas petugas nanyain teman saya di mana. Saya pun bilang dia di wc dan hp saya lowbat. Akhirnya mas tadi nelpon si Ucu pake hpnya. Setelah nelpon, si mas nanya "temannya BAB ya mbak?" sambil ketawa ketiwi. Saya jawab aja gak tau, tapi si mas malah memaparkan bukti konkret dari jawaban Ucu di telpon yang bilang "iya, sudah mau selesai." Saya pun mati gaya, ikut aja deh ketawa, maap ye Ucu, hihihi. 

Akhirnya, setelah hampir ditinggal lagi, kita naik bus ke KBS. Waktu di Bungur Asih, bus yang ninggalin kita tadi ternyata nungguin dan saya beserta Ucu pindah ke bus itu, akhirnya kami bertiga terkumpul kembali, huhuhu. Sayangnya, KBS ini gak begitu asik. Kotor, jadul dan gak terawat. Hewan-hewannya pun magernya minta ampun. Padahal masih siang dan hari senin (?). Bosan di KBS, kami lanjut ke Surabaya Town Square, nyari restoran cepat saji buat numpang ngecharge dan tidur, hihihi. Nah, Sutos ini kece banget arsitekturnya, sayangnya sepi pengunjung. Padahal, jarang ada mall yang desain bangunannya seunik itu. Kita sempat ditegur satpam restoran cepat saji gara-gara Sulham ketahuan tidur, kejam gileee, hahahaha. Setelah dari Sutos, kita bertolak ke Stasiun Gubeng. Waktu itu sekitaran jam enam sore. Sampai di Gubeng, kita jalan-jalan cari makan yang ternyata mahal banget kalau dekat stasiun. Masa' tahu tempe yang digoreng pake minyak item tiga porsinya 49000? Setelah makan dan sholat, kita nongkrong gak jelas di stasiun. Jadwal kereta masih beberapa jam. Asiknya, di Gubeng ini ada pertunjukan kayak night jazz gitu, hihi. Tapi ini bapak-bapak bersuara batu akik yang nyanyi lagu lawas. Waah ini baru asik!! Setelah bapak-bapak itu selesai nyanyi, kami lanjut nyanyi sendiri dari bangku tunggu di stasiun. Cukup membuat beberapa mata tertuju pada kami, hahahaha. Nah, setelah berjam-jam nunggu, akhirnya kereta kami datang, dan pukul setengah satu dini hari kami tiba di stasiun Lawang, Malang. Dari stasiun, kita naik ojek ke sebuah losmen. Setelah itu kita langsung tepar, rencananya, pagi kita akan ke Batu, waaah. Akan seperti apa cerita kita di Batu? Nantikan lanjutannya yaaa....hihihi...

Jejak PetualanG Part 1