-->

Ni Hao, China ( Eps 1)


Kenal Bao Chun Lai gak? Kalau belum, saya kenalin! Hihihi. Silahkan search di google buat lebih lengkapnya, saya cuma mau ngumumin kalau dia adalah mantan atlet badminton asal Tiongkok yang cakep binggo, hahahaha. Sayangnya, cedera parah bikin si Abang musti gantung raket di usia muda dan beralih profesi ke dunia entertainment. Tapi walaupun dia udah gantung raket, saya tetap setia (yaelah apaan sih -.-) jadi fansnya. Gara-gara dia nih Tiongkok jadi begitu menarik di mata saya, pokoknya saya harus ke Beijing nanti, janji saya yang waktu itu baru kelas 3 SMP.

Mimpi 7 tahun saya jadi kenyataan. Setelah mengikuti Pre Departure Training atau PDT Selama dua hari, kami rombongan delegasi Pertukaran Pemuda Antar Negara untuk Tiongkok bertolak ke negeri tirai bambu itu di tanggal 3 September 2015. Kami dibagi menjadi dua kelompok keberangkatan, rombongan pesawat Chatay dan rombongan butiran jasjus yang naik pesawat Xiamen Air, wkwkwkwk. Entahlah bagaimana cerita teman-teman di pesawat Chatay yang katanya kece badai dan transitnya aja di Hongkong sebelum menuju Beijing. Xiamen Air punya cerita menarik juga kok, setidaknya bisa bikin mesem-mesem kalau diingat, huehehehe.

Harusnya kami menuju bandara internasional Soekarno Hatta pukul 04.00 pagi. Tapi hari itu saya dan Amy, teman sekamar saya jadi salah satu trouble maker yang bikin telat ke bandara, maafin ya guys T.T huhuhu. Pesawat kami berangkat sekitar pukul 8 pagi menuju kota Xiamen, transit sebelum ke Beijing. Sekitar 6 jam kemudian kami mendarat di bandara kota Xiamen. Xiamen Air ini bikin saya agak kaget sih pas masuk, bayangan saya kita bakal naik air bus kayak waktu ke Aussie dulu. Namun kenyataannya tak sejalan, hahaha ternyata pesawatnya boeing dilengkapi dengan layar TV massal, bukan per seat. Menyedihkannya, film yang diputar berbahasa mandarin dan gak dilengkapi subtitle, tak apalah ini aja udah ngabisin duit negara wkwk. Lucunya, baru kali ini saya nemu pesawat yang awak kabinnya narik kembali headphone sekitar 30 menit sebelum mendarat, sayangnya caranya menurut saya kurang sopan, mengingat ini penerbangan internasional yang harusnya lebih membuat penumpang merasa nyaman.

Ketika sampai, saya masih merasa di Indonesia karena penampakan Xiamen tidak begitu berbeda dengan Indonesia. Baru ketika masuk ke dalam bandara saya sadar kalau saya ada di Tiongkok, karena semua orang berbahasa mandarin. Hal berkesan yang gak bisa saya lupakan adalah ketika menunggu bagasi, ada seorang bapak-bapak cleaning service, yang kalau dari penampakannya sudah lumayan berumur, begitu ramah dan baik kepada kami. Padahal nih, kita udah keburu masang stereotip kalau kebanyakan warga asli pada cuek dan rada galak. Pelajaran pertama: stop stereotip!

Kami punya waktu sekitar 3 jam di bandara Xiamen, dan karena saat itu sudah masuk waktu sholat dzuhur kami pun mencari tempat untuk sholat. Kami berwudhu di westafel toilet, dan karena ruang sholat gak ada, kami memilih sudut ruang tunggu bandara untuk melaksanakan sholat. Sukseslah kami menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang, hihihi. Tapi bener ya, sholat di negeri minoritas muslim bisa bikin kita terharu karena ingat betapa mudahnya beribadah di negeri sendiri tapi kita malah sering malas.

Akhirnya kami berangkat menuju Beijing, dan sampai malam hari di sana. Kami dijemput oleh anggota All China Youth Federation, Eddie namanya. Saat di bus, Eddie menyapa kami dan menjelaskan banyak hal dalam bahasa Inggris. Nah, keisengan salah satu teman kami muncul dan dia nyeletuk, " kasian tuh si Edi latihan ngapalin dua hari dua malem tuh!". Tapi sungguh malang nasib teman kami tadi, karena ternyata...eng ing eng ada satu lagi anggota All China Youth Federation yang tiba-tiba menyapa dengan bahasa Indonesia dan mengenalkan diri dengan nama Adyatma. Maka gegerlah seantero bus dan muka temen tadi pucat pasi (biar dramatis). Adyatma ternyata bisa bahasa Indonesia guys! Nah loh wkwkwkwk.

Kelelahan parah, sampai di hotel Rosedale kami langsung manyun waktu disuruh briefing dulu. Pada gak sabaran masuk ke kamar. Pas udah masuk kamar, wow, kesan pertama kamarnya keren! Viewnya kece dan wifi asoooy. Plus ada KBS world di TVnya, yihhiiiii! Saya dan teman sekamar, Amy, sama-sama K-Lovers langsung jejingkrakan, hahahahaha. Oh iya, kita sempat bingung nutup tirai kamar mandi yang entah di mana tombolnya, padahal udah pengen banget make kamar mandi. Soalnya kacanya bener-bener transparan tanpa tirai. Tapi akhirnya setelah menelpon ke room service, kami menemukan tombolnya, hahaha kamseupay gilaaak.

Waktunya tidur, setelah update status Assalamualaikum Beijing, hihihihi. Selanjutnya? Tunggu deh ya saya tulis lagi nanti, see you!

Ni Hao, China ( Eps 1)