-->

Ceritaku di Pengantar Sosiologi (Part 1)

Pengantar Sosiologi adalah salah satu (atau mungkin satu-satunya? hihi) mata kuliah favorit yang udah ku tunggu-tunggu banget dari semester-semester sebelumnya. Oke, aku ungkap sedikit fakta penting tentang ketertarikanku sama subjek yang satu ini, bahkan dari SMA. Selayaknya kebanyakan anak-anak di dunia ini, aku juga mengalami perubahan pola pikir (tsaaaah), sebenernya sih perubahan cita-cita hehehe. Pertama banget, aku pengen jadi dokter, itu sih waktu belum sekolah dan mungkin ketularan emak yang kebetulan seorang asisten apoteker (terus hubungannya ini dimana ya? -_-). Waktu SD, aku kemudian bercita-cita jadi professor, ilmuwan sains gitu sih, cuma karena seringnya dengar orang bilang professor, jadilah aku bilang cita-citaku professor. Kemudian aku cepat-cepat mengganti cita-citaku setelah menghadapi kekejaman fisika di SMP, gak jadi deh jadi ilmuwan, terus aku pengen jadi pakar informatika kayak Roy Suryo gitu hahaha. Eh, waktu SMA aku baru sadar kalau pakar informatika mesti belajar pascal muahahahaha, selesai deh tuh cita-cita, kandas! Aku ganti cita-cita lagi jadi psikolog, nah makanya aku jadi sukaaaaaa banget sama sosiologi, soalnya kan rada-rada nyerempet masalah psikologi gitu.

Kalau aku cerita kenapa aku kemudian nyasar ke jurusan akuntansi ini, bakalan jadi curhat colongan aja nih. Yah begitulah sampai aku menunggu mata kuliah ini dengan sepenuh hati. Kesukaanku dengan matakuliah ini semakin bertambah karena harinya yang pas, dan jamnya yang asik. Hari rabu jam setengah 2, meski jam tidur siang, tapi aku bersyukur karena tidur siang bisa digantikan dengan tidur malam sampai jam 10. Iya, hari Rabu cuma ada pengantar sosiologi.

Pengantar sosiologi ini diisi dengan diskusi pada setiap pertemuannya. Tapi bukan semua diskusinya yang mau aku ceritakan. Cuma satu tema yang mau aku ulas setajam gunting kuku disini (lucu gak?). Temanya Perubahan Sosial. Awalnya, gak ada yang menarik dari diskusi ini, datar karena semua pertanyaan dijawab oleh kelompok penyaji. Sampai kemudian salah satu member boyband eehh kelompok tersebut menyampaikan pendapat pribadinya, yang menggelitik kembali jiwa suka membongkar yang dulu mulai menjangkitiku gara-gara ajaran Bu Made tiap lomba karya ilmiah. Karena digelitik, aku pun terkekeh (laaaah salah fokus lagi -_-). Sejarahnya panjang ya kenapa aku jadi (tanpa sengaja) suka membantai pemateri, rasa penasaranku ituloh menggebu banget kalau ada pendapat gak berdasar dari pemateri. kenapa gak berdasar? Karena pemateri terus-terusan bilang menurut saya ketika menjawab. Sedangkan, sosiologi bukan ilmu yang bisa dijawab dengan menebak, kan ada pendapat ahli yang udah meneliti dan mengamati masyarakat bertahun-tahun. Kecuali, pemateri juga udah meneliti, dan itupun redaksinya bukan menurut saya, tapi menurut hasil penelitian yang telah saya lakukan.
Mau tau lebih jauh, baca part 2 dari tulisan ini yaaaa, jangan mati penasaran dulu!!! Ekekek :p

Ceritaku di Pengantar Sosiologi (Part 1)