-->

Selamat Jalan Nita

Aku lupa tepatnya tanggal berapa hari itu, yang jelas saat itu bulan Ramadhan. Aku tidak tahu banyak tentangnya, kami bukan teman dekat. Aku hanya mengenal namanya sejak SMP hingga SMA. Dari caranya berbicara, aku simpulkan singkat, dia cerewet dan supel.

Kami sibuk membincangkan kuliah kami yang baru melewati dua semester saat itu, tapi dia punya cerita sendiri. Ia memilih menikah di usia muda, dan saat itu Ia sudah memiliki seorang putra kecil. Masih jelas dalam ingatanku, dia menceritakan tingkah lucu putra kecilnya yang tidak dia bawa ke acara buka bersama saat itu.

Belum begitu lama setelah pertemuan itu, tak pernah aku dengar dia menderita sakit. Kemarin, aku baru saja bersiap sholat maghrib dan kabar menyedihkan itu datang. Lagi? Aku kehilangan temanku untuk selamanya lagi? Aku hampir tak percaya. Sama ketika Almh. Kak Juni pergi, semuanya terasa begitu tiba-tiba. Kanker rahim dan penggumpalan darah. Ah, tak bisa aku bayangkan betapa sakitnya itu. Karena itukah Allah mengambilmu? Putra kecilmu, semua orang yang menyayangimu mereka pasti sedih tak terkira.

Maka sekali lagi, kita pasti akan kehilangan. Dan pada akhirnya, orang lain yang akan kehilangan kita. Tubuh yang seringkali menjadikan kita merasa sombong ini akhirnya akan berkalang tanah. Akan habis jadi santapan ulat yang seringkali kita jauhi karena jijik. Wajah rupawan, kulit halus, darah merah atau biru kemudian tak akan bedanya. Akan diperlakukan beda hanya karena amalan kita semasa hidup.

Dan dengan satu kalimat puisi dari Helvy Tiana Rosa ini, ku kirimkan doa untuk teman-temanku yang telah berpulang ke Rahmatullah.

Ia akan pergi ke jalan yang paling cinta, jalan yang tak pernah membedakan bau darah seseorang. Semoga tempat yang layak bagi teman-temanku ini, hanyalah surga Allah SWT. (Almh. Kak Juni, Almh. Risna, Alm. Pasrudiantio, Almh. Nita)
Selamat jalan Nita Nur Afiani

Selamat Jalan Nita