-->

Gak Ada Urusan sama Allah?

Mana yang lebih baik, beriman tapi kelakuan buruk, atau gak beriman tapi rajin berbuat kebaikan? Hayo yang mana hayo? Sebenarnya gak butuh renungan panjang untuk menjawab pertanyaan ini, karena hati kita pasti akan langsung menjawab kalau gak ada yang lebih baik dari keduanya. Itu kalau kita gak membohongi diri sendiri loh ya! 

Zaman yang katanya modern ini, entah kenapa membuat sebagian manusia jadi gila karena memaksakan diri beradaptasi dengan semua lingkungan, berusaha menjadi bagian penting pada setiap tempat, baik atau buruk sekalipun. Mungkin ingin dibilang supel, mudah bergaul, atau apa pun yang dianggap keren, terutama untuk kaum muda. Sering banget kan kita dengar dan lihat kata-kata semacam, "berbuat baik itu jauh lebih penting daripada iman", atau "ah gak ada urusan gue sama halal haram". Padahal, kedua celetukan tadi disampaikan oleh orang yang mengaku muslim. Bahkan yang lebih parah, ada beberapa teman yang justru benci ketika ada yang menyampaikan hal-hal baik berbau agama, munafik katanya. Naudzubillah, semoga kita bukan termasuk orang seperti itu.

Kebebasan berpendapat, hak asasi versi liberalis yang suka mengoreksi firman Allah seolah mereka lebih pintar daripada Allah yang makin akrab dengan generasi muda mungkin jadi pemicu utama munculnya masalah ini. Liberal sendiri dalam beragama, menurut saya malah mengantarkan kita pada paham sekuler, dimana agama dan kehidupan sehari-hari dipisahkan atau bahkan atheis. Liberalisme yang kini dibungkus dengan kata-kata indah, seperti pluralisme yang ketika kita kaji justru bukan menghargai keberagaman isinya, tapi malah memposisikan Tuhan hanyalah sebutan manusia, jadi terserah mau menganggap Tuhan bagaimana, tak ada yang salah dalam paham pluralisme. Jadi, kalau seperti itu, aliran sesat pun akan dianggap benar. Maka benarlah firman Allah tentang suatu masa dimana keburukan dibungkus dengan kata-kata indah sehingga kita sulit membedakan kebaikan dan keburukan.

Islam sendiri, sudah mengatur kehidupan kita dari bangun tidur hingga tidur kembali dengan sangat detil dan tak ada sedikitpun yang membawa kita pada keburukan, Maha Suci Allah. Maka ketika kita lebih banyak mengakrabkan diri pada Al-Qur'an, gak akan mungkin paham liberal yang terbagi lagi menjadi pluralisme, sekularisme, dkk bisa menggoyahkan keimanan kita. Sedih, ketika melihat teman menyindir orang yang menyampaikan pesan agama di akun sosialnya bukannya malah membenci orang yang berkata buruk, penyakit hati yang juga telah disebutkan dalam Al-Qur'an, membenci kebaikan dan menyukai keburukan. Naudzubillah.

Kembali ke pertanyaan awal tadi, menurut saya yang baik adalah bertakwa, artinya iman itu diimplementasikan dalam kehidupan di masyarakat, bukan hanya di lisan dan di hati tapi juga dalam perbuatan, kepada Allah juga sesama manusia. Iman tanpa amal tak ada artinya, begitu juga amal tanpa iman hanya akan seperti buih di lautan. Jangan mudah terpengaruh ya teman, kita kan punya pedoman paling kece, Al-Qur'an dan Hadist :)

Tanpa bermaksud menggurui siapapun, postingan ini hanyalah sebuah renungan singkat di tengah kesibukan dunia kita. Take it easy, yuk belajar sama-sama ^-^. Akhir kata, saya ingin mengutip sebuah kata bijak, "Nilai seseorang dilihat dari agamanya. Pondasinya adalah akal, dan wibawanya terletak pada akhlaknya."
(Dalam Mutiara Hikmah Kekasih Rasul, Hani Al-Hajj)

Sampai jumpa di postingan lainnya!! :)

Gak Ada Urusan sama Allah?